Cairan Tubuh dan Jumlah Normal Cairan Tubuh
Cairan tubuh merupakan cairan yang terdapat di dalam tubuh manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Kelebihan cairan tubuh dikeluarkan melalui air seni. Kekurangan cairan tubuh menyebabkan seseorang kehausan dan akhirnya dehidrasi.
Contoh cairan tubuh adalah:
1. Darah dan plasma darah
2. Sitosol
3. Cairan serebrospinal
4. Korpus vitreum maupun humor vitreous
5. Serumen
6. Humor aqueous
7. Cairan limfa
8. Cairan pleura
9. Cairan amnion
Jenis dan komposisi tubuh dan pergerakan keseimbangan cairan
Lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh. Secara umum, orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak mengandung sedikit air.
Cairan tubuh terdiri dari dua kompartemen cairan, yaitu: ruang intra seluler (cairan dalam sel) dan ruang ekstra seluler (cairan luar sel), namun ada juga kompartemen cairan lainnya yang dissebut sebagai cairan transelular. Kurang lebih 2/3 cairan tubuh berada dalam kompartemen cairan intra sel, dan kebanyakan terdapat pada massa otot skeletal.
Kompartemen cairan intrasel
Sekitar 28 dari 42 liter cairan tubuh ada di dalam 75 triliun sel dan secara keseluruhan disebut cairan intrasel. Jadi, cairan intrasel merupakan 40% dari berat total pada orang rata-rata.
Cairan masing-masing sel mengandung campurannya tersendiri dengan berbagai zat, namun konsentrasi zat-zat ini mirip antara satu sel dengan sel lainnya. Sebenarnya, komposisi cairan sel sangat mirip, bahkan pada hewan yang berbeda, mulai dari mikroorganisme paling primitif sampai manusia. Oleh sebab itu, cairan intrasel dari seluruh sel yang berbeda-beda dianggap sebagai satu kompartemen cairan yang besar.
Kompartemen cairan ekstrasel
Semua cairan di luar sel secara keseluruhan disebut cairan ekstrasel. Cairan ini merupakan 20% dari berat badan, atau sekitar 14 liter pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kilogram.
Dua kompartemen terbesar dari cairan ekstrasel adalah cairan intersitisial, yang berjumlah lebih dari ¾ bagian cairan ekstrasel, dan plasma, yang berjumlah hampir ¼ cairan ekstrasel, atau sekitar 3 liter. Plasma adalah bagian darah yang tak mengandung sel; plasma terus-menerus menukar zat dengan cairan interstitial melalui pori-pori membran kapiler. Pori-pori ini bersifat sangat permeabel untuk hampir semua zat terlarut dalam cairan ekstrasel, kecuali protein. Oleh karena itu, cairan ekstrasel secara konstan terus bercampur, sehingga plasma dan cairan interstitial mempunyai komposisi yang hampir sama kecuali untuk protein, yang konsentrasinya lebih tinggi di dalam plasma.
Kompartemen cairan transelular
Komparteman ini meliputi cairan dalam rongga sinovia, peritoneum, perikardium, dan intraokular, serta cairan serebrospinal; cairan-cairan tersebut biasanya dianggap sebagai jenis cairan ekstrasel khusus, walaupun pada beberapa kasus, komposisinya dapat sangat berbeda dengan komposisi plasma atau cairan interstitial. Cairan transelular seluruhnya berjumlah sekitar 1 sampai 2 liter.
Pergerakan Cairan /Keseimbangan Cairan
Cairan tubuh normalnya berpindah antara kedua kompartemen atau ruang utama dalam upaya untuk mempertahankan keseimbangan nilai cairan. Hilangnya cairan intra seluler (CES) ke dalam ruang yang tidak mempengaruhi keseimbangan antara cairan intra seluler dengan ekstra seluler, (CIS) dan (CES) disebut sebagai perpindahan cairan ruang ketiga. Efek dari perpindahan cairan ruang ketiga yaitu ditandai dengan pening, peningkatan frekuensi jantung, penurunan tekanan darah, penurunan tekanan intra sentral (TIS), edema, peningkatan berat badan, dan ketidakseimbangan dalam masukan dan haluaran cairan.
Pergerakan cairan yang normal melalui dinding kapiler ke dalam jaringan tergantung pada kenaikan tekanan hidrostatik (tekanan yang dihasilkan oleh cairan pada dinding pembuluh darah) pada kedua ujung pembuluh arteri dan vena.
Tekanan osmotik yang dihasilkan oleh cairan plasma
Arah perpindahan cairan tergantung pada perbedaan dari kedua arah yang berlawanan ini (tekanan hidrostatik dari osmotik).
Selain elektrolit CES juga mengangkut substansi lain, seperti enzim dan hormon. CES juga membawa komponen darah seperti sel merah dan sel darah putih, ke seluruh tubuh.
Osmosis dan osmolaritas
Perpindahan air terjadi melalui membran dari daerah dengan konsentrasi zat terlarut yang rendah ke daerah dengan konsentrasi zat terlarut tinggi sampai dengan kedua konsentrasi tersebut sama.
- Difusi
Merupakan kecenderungan alami dari suatu substansi untuk bergerak dari suatu area dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke daerah konsentrasi yang rendah. Difusi terjadi melalui perpindahan tidak teratur dari ion dan molekul.
- Filtrasi
Tekanan hidrostatik dalam kapiler cenderung untuk menyaring cairan yang keluar dari kompartemen vascular ke dalam cairan intra seluler.
- Pompa natrium-kalium
Konsentrasi natrium lebih besar dalam CES di banding di CIS oleh karena itu ada kecenderungan natrium untuk memasuki sel dengan cara difusi. Hal ini diimbangi juga oleh pompa natrium-kalium yang terdapat pada membran sel dan sel aktif memindahkan natrium dari sel ke dalam CES. Sebaliknya konsentrasi kalium intraseluler yang terjadi dipertahankan dengan memompakan kalium ke dalam sel.
Rute pemasukan dan kehilangan
Air dan elektrolit diperoleh dengan berbagai cara. Dalam keadaan sehat, seorang memperoleh cairan dengan cara minum dan makan. Tapi dalam berbagai jenis penyakit cairan mungkin diberikan melalui jalur parenteral, atau melalui selang nutrisi enteral dalam lambung atau intestin. Jika keseimbangan cairan bersifat kritis, semua cara pemenuhan dan semua cara kehilangan harus dicatat dan volumenya dibandingkan. Organ-organ tampak kehilangan cairan termasuk ginjal, kulit, paru-paru dan gastrointestinal.
Pengaturan Keseimbangan Cairan
Organ yang berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan meliputi:
1. Ginjal
Fungsi-fungsi utama ginjal dalam mempertahankan keseimbangan cairan:
a. Pengaturan volume dan osmolalitas CES melalui retensi dan eksresi selektif cairan tubuh.
b. Pengaturan kadar elektrolit dalam CES dengan retensi selektif substansi yang dibutuhkan .
c. Pengaturan pH CES melalui retensi ion-ion hidrogen.
d. Ekskresi sampah metabolik dan substansi toksik.
Oleh karena itu gagal ginjal jelas mempengaruhi keseimbangan cairan, karena ginjal tidak dapat berfungsi.
2. Jantung dan pembuluh darah
Kerja pompa jantung mensirkulasi darah melalui ginjal di bawah tekanan yang sesuai untuk menghasilkan urine. Kegagalan pompa jantung ini mengganggu perfusi ginjal dan karena itu mengganggu pengaturan air dan elektrolit.
3. Paru-paru
Melalui ekhalasi paru-paru mengeluarkan air sebanyak +300L setiap hari pada orang dewasa. Pada kondisi yang abnormal seperti hiperpnea atau batuk yang terus-menerus akan memperbanyak kehilangan air; ventilasi mekanik dengan air yang berlebihan menurunkan kehilangan air ini.
4. Kelenjar pituitari
Hipotalamus menghasilkan suatu substansi yaitu ADH yang disebut juga hormon penyimpan air, karena fungsinya mempertahankan tekanan osmotik sel dengan mengendalikan retensi atau ekskresi air oleh ginjal dan dengan mengatur volume darah.
5. Kelenjar adrenal
Aldosteron yang dihasilkan/disekresi oleh korteks adrenal (zona glomerolus). Peningkatan aldosteron ini mengakibatkan retensi natrium sehingga air juga ditahan, kehilangan kalor. Sedangkan apabila aldosteron kurang maka air akan banyak keluar karena natrium hilang. Kortisol juga menyebabkan retensi natrium.
6. Kelenjar paratiroid
Mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat melalui hormon paratiroid (PTH). Sehingga dengan PTH dapat mereabsorbsi tulang, absorbsi kalsium dari usus dan reabsorbsi kalsium dari ginjal.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan
1. Usia
Dengan bertambahnya usia, semua organ yang mengatur keseimbangan akan menurun fungsinya, hasilnya fungsi untuk mengatur keseimbangan juga menurun. Misalnya: gagal ginjal, gagal jantung, dll.
2. Temperatur Lingkungan
Lingkungan yang panas bisa menyebabkan kita berkeringat banyak sehingga cairan banyak keluar.
3. Diet
Diet tinggi natrium akan berfungsi meretensi urine, demikian juga sebaliknya.
4. Obat-Obatan
Seperti steroid, diuretik.
5. Stress
Mempengaruhi metabolisme sel, meningkatkan gula darah, meningkatkan osmotik dan ADH akan meningkatkan sehingga urine menurun.
6. Sakit
Seperti bahan bakar, dalam keadaan sakit jelas mengeluarkan air yang banyak, seperti gagal ginjal.
SUMBER:
Guyton;Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 2007. Jakarta: EGC.
http://sp4669.wordpress.com/2008/07/24/anatomi-fisiologi-cairan-tubuh/
http://id.wikipedia.org/wiki/Cairan_tubuh
Jumat, 06 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar